More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Ahmad Dahlan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ahmad Dahlan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ahmad Dahlan

  • العربية
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Bahasa Hulontalo
  • Jawa
  • Minangkabau
  • Bahasa Melayu
  • Polski
  • Русский
  • Sunda
  • தமிழ்
  • ไทย
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari KH Ahmad Dahlan)
Untuk istrinya dengan nama yang hampir sama, lihat Nyai Ahmad Dahlan.
Kiai Haji

Ahmad Dahlan
أحمد دحلان
Fotografi
Potret Ahmad Dahlan, tanggal tidak diketahui
Ketua Umum Muhammadiyah ke-1
Masa jabatan
18 November 1912 – 23 Februari 1923
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Pengganti
K.H. Ibrahim
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Muhammad Darwis

(1868-08-01)1 Agustus 1868
Kauman, Yogyakarta, Kesultanan Yogyakarta, Hindia Belanda
Meninggal23 Februari 1923(1923-02-23) (umur 54)
Yogyakarta, Kesultanan Yogyakarta, Hindia Belanda
MakamMakam Karangkajen, Yogyakarta
AgamaIslam
PasanganSiti Walidah
Anak7
Orang tua
  • Haji Abu Bakar (ayah)
  • Siti Aminah (ibu)
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiPendiri Muhammadiyah
Pekerjaan
  • Kiai
Pemimpin Muslim
Dipengaruhi oleh
    • Ibnu Taimiyyah
    • Muhammad Abduh
    • Rasyid Ridha
    • Jamaluddin al-Afghani
    • Ahmad Khatib al-Minangkabawi
    • Nawawi Al-Bantani
    [1]

Sayyid Ahmad Dahlan (bahasa Arab: أحمد دحلان; 1 Agustus 1868 – 23 Februari 1923, lahir dengan nama (Sayyid Muhammad Darwis) adalah seorang Ulama Besar bergelar Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Beliau adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah putri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]
Silsilah keluarga Ahmad Dahlan

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Beliau termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.[2] Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kiai Ilyas, Kiai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, K.H. Abu Bakar, dan Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan).[3] Nasab dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim bersambung kepada Nabi Muhammad.[4]

Karier agama

[sunting | sunting sumber]

Pada umur 15 tahun, Beliau pergi haji dan tinggal di Makkah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai belajar agama dengan melandaskan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyyah.[5] Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Muhammadiyah

[sunting | sunting sumber]
K.H. Ahmad Dahlan

Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asyari dan pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Arrasuli. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan untuk mencapai cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga dia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad.

Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Beliau dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kiai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun beliau berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-Iain telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, Ahmadiyah[6] di Garut. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.

Berbagai perkumpulan dan jama'ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, di antaranya ialah Ikhwanul-Muslimin,[7] Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi.[8]

Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.[9]

Gagasan pembaruan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum).

Karier lain

[sunting | sunting sumber]

Di samping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, Beliau juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat.

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Sepulang dari Makkah, Beliau menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.[2] Di samping itu, Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Dia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik kiai Munawwir Krapyak. Dahlan juga mempunyai putra dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Dia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.[10][11]

Kematian dan warisan

[sunting | sunting sumber]
Makam K.H. Ahmad Dahlan di pemakaman Karangkajen

Dahlan meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di pemakaman Karangkajen, Yogyakarta.[12][13]

Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaruan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:

  1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
  2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;
  3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan
  4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Sang Pencerah

Kisah hidup dan perjuangan Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah diangkat ke layar lebar dengan judul Sang Pencerah (2010) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Tidak hanya menceritakan tentang sejarah kisah Ahmad Dahlan, film ini juga bercerita tentang perjuangan dan semangat patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya yang dianggap bertentangan dengan pemahaman agama dan budaya pada masa itu, dengan latar belakang suasana Kebangkitan Nasional. Naskah film ini kemudian dialihmediakan menjadi novel berjudul sama yang ditulis oleh Akmal Nasery Basral.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Aisyiyah
  • Muhammadiyah
  • Muhammad Sangidu
  • Nyai Ahmad Dahlan
  • Sang Pencerah

Rujukan

[sunting | sunting sumber]

Catatan Kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ 1 abad Muhammadiyah : gagasan pembaruan sosial keagamaan. Penerbit Buku Kompas. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 2010. ISBN 978-979-709-498-0. OCLC 653499438. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-06-21. Diakses tanggal 2023-01-15. Pemeliharaan CS1: Lain-lain (link)
  2. ^ a b Kutojo dan Safwan, 1991
  3. ^ Yunus Salam, 1968: 6
  4. ^ "Walisongo Keturunan Nabi Muhammad SAW, Berikut Nasab Lengkapnya". SINDOnews.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-01-30. Diakses tanggal 2022-12-16.
  5. ^ aanardianto (2021-05-02). "Melacak Jejak Semangat Purifikasi dan Pembaharuan Kiyai Dahlan". Muhammadiyah (dalam bahasa American English). Diarsipkan dari asli tanggal 2022-12-16. Diakses tanggal 2022-12-16.
  6. ^ Bukan Ahmadiyyah yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad. Lihat: Mubarok, Aceng Husni (2010), Menziarahi Batu Nisan Tajdid: Refleksi Jelang Seabad Muhammadiyah, dalam "Satu Abad Muhammadiyah: Mengkaji Ulang Arah Pembaharuan", Dawam Rahardjo, dkk.
  7. ^ Ini bukan Ikhwanul Muslimun Hasan al-Banna.
  8. ^ Kutojo dan Safwan, 1991: 33
  9. ^ Muhammadiyah Gerakan Pembaruan, Haedar Nashir, 2010
  10. ^ Yunus Salam, 1968: 9
  11. ^ Wahyudi, Jarot (2002). Burhanuddin, Jajat (ed.). Nyai Ahmad Dahlan: Penggerak Perempuan Muhammadiyah. Ulama Perempuan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 39–67. ISBN 978-979-686-644-1.
  12. ^ Syoedja', Muhammad (1993). Cerita Tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan Catatan Haji Muhammad Syoedja'. Jakarta: Rhineka Cipta.
  13. ^ Sartono. "KH. A Dahlan, Wong Agung Dengan Makam Sederhana". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 1 February 2015.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Salam, Yunus (1968). Riwayat Hidup KHA. Dahlan. Amal dan perjuangannya. Jakarta: Depot Pengadjaran Muhammadijah.
  • Kutojo, Sutrisno, Mardanas Safwan (1991). K.H. Ahmad Dahlan: riwayat hidup dan perjuangannya. Bandung: Angkasa.
  • Ricklefs, M.C. (1994). A History of Modern Indonesia Since c. 1300, 2nd ed. Stanford: Stanford University Press.
  • Vickers, Adrian (2005). A History of Modern Indonesia. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-54262-2.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Indonesia) "Pendiri Muhammadiyah" Bio KH Ahmad Dahlan di Ensiklopedi Tokoh Indonesia Diarsipkan 2011-12-23 di Wayback Machine.
Didahului oleh:
tidak ada
Ketua Umum Muhammadiyah
1912–1923
Diteruskan oleh:
KH Ibrahim
  • l
  • b
  • s
Indonesia Pahlawan Nasional Indonesia
Politik
Abdul Halim Majalengka · Abdoel Kahar Moezakir · Achmad Soebardjo · Adam Malik · Adnan Kapau Gani · Alexander Andries Maramis · Alimin · Andi Sultan Daeng Radja · Arie Frederik Lasut · Arnold Mononutu · Djoeanda Kartawidjaja · Ernest Douwes Dekker · Fatmawati · Ferdinand Lumban Tobing · Frans Kaisiepo · Gatot Mangkoepradja · Hamengkubuwana IX · Herman Johannes · Idham Chalid · Ida Anak Agung Gde Agung · Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono · I Gusti Ketut Pudja · Iwa Koesoemasoemantri · Izaak Huru Doko · Johannes Leimena · Johannes Abraham Dimara · Kasman Singodimedjo · Kusumah Atmaja · Lambertus Nicodemus Palar · Mahmud Syah III dari Johor · Mangkunegara I · Maskoen Soemadiredja · Mohammad Hatta · Mohammad Husni Thamrin · Moewardi · Teuku Nyak Arif · Nani Wartabone · Oto Iskandar di Nata · Radjiman Wedyodiningrat · Rasuna Said · Saharjo · Samanhudi · Soekarni · Soekarno · Sukarjo Wiryopranoto · Soepomo · Soeroso · Soerjopranoto · Sutan Mohammad Amin Nasution · Sutan Syahrir · Syafruddin Prawiranegara · Tan Malaka · Tjipto Mangoenkoesoemo · Oemar Said Tjokroaminoto · Zainul Arifin
Militer
Abdul Haris Nasution · Andi Abdullah Bau Massepe · Basuki Rahmat · Tjilik Riwut · Jamin Ginting  · Gatot Soebroto · Harun Thohir · Hasan Basry · John Lie · R.E. Martadinata · Marthen Indey · Mas Isman · Muhammad Yasin · Syam'un · Soedirman · Soekanto Tjokrodiatmodjo · Soeprijadi · Oerip Soemohardjo · Usman Janatin  · Yos Sudarso · Djatikoesoemo · Moestopo
Kemerdekaan
Agustinus Adisoetjipto · Abdulrachman Saleh · Adisumarmo Wiryokusumo · Andi Djemma · Ario Soerjo · Bagindo Azizchan · Bernhard Wilhelm Lapian · Halim Perdanakusuma · Ignatius Slamet Rijadi · Iswahyudi · I Gusti Ngurah Rai · Muhammad Mangundiprojo · Robert Wolter Mongisidi · Sam Ratulangi · Soepeno · Sutomo (Bung Tomo) · Tahi Bonar Simatupang
Revolusi
Ahmad Yani · Karel Satsuit Tubun · Mas Tirtodarmo Harjono · Katamso Darmokusumo · Donald Izaac Panjaitan · Pierre Tendean · Siswondo Parman · Sugiyono Mangunwiyoto · R. Suprapto · Sutoyo Siswomiharjo
Pergerakan
Abdurrahman Baswedan · Maria Walanda Maramis · dr. Soetomo · Wage Rudolf Soepratman · Wahidin Soedirohoesodo
Sastra
Abdoel Moeis · Agus Salim · Amir Hamzah · Mohammad Yamin · Ali Haji bin Raja Haji Ahmad
Seni
Ismail Marzuki · Usmar Ismail
Pendidikan
Dewi Sartika · Kartini · Ki Hadjar Dewantara · Ki Sarmidi Mangunsarkoro · Rubini Natawisastra · Sardjito · Soeharto Sastrosoeyoso
Integrasi
Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng · Silas Papare · Syarif Kasim II dari Siak
Pers
M. Tabrani · Roehana Koeddoes · Tirto Adhi Soerjo
Pembangunan
Moestopo · Pangeran Mohammad Noor · Suharso · Siti Hartinah · Teuku Mohammad Hasan · Wilhelmus Zakaria Johannes
Agama
As'ad Samsul Arifin · Abdul Chalim · Abdul Wahab Hasbullah  · Ahmad Dahlan · Ahmad Hanafiah · Ahmad Sanusi · Albertus Soegijapranata · Bagoes Hadikoesoemo · Fakhruddin · Haji Abdul Malik Karim Amrullah · Hasyim Asy'ari · Hazairin · Ilyas Yakoub · Lafran Pane · Mas Mansoer · Masjkur · Mohammad Natsir · Muhammad Zainuddin Abdul Madjid  · Noer Alie · Nyai Ahmad Dahlan · Syech Yusuf Tajul Khalwati · Wahid Hasjim
Perjuangan
Abdul Kadir · Achmad Rifa'i · Andi Depu · Andi Mappanyukki · Aji Muhammad Idris · Aria Wangsakara · Baabullah · Bataha Santiago · Cut Nyak Dhien · Cut Nyak Meutia · Depati Amir · Hamengkubuwana I · I Gusti Ketut Jelantik · I Gusti Ngurah Made Agung · Ida Dewa Agung Jambe · Himayatuddin Muhammad Saidi · Iskandar Muda dari Aceh · Kiras Bangun · La Madukelleng · Machmud Singgirei Rumagesan · Mahmud Badaruddin II dari Palembang · Malahayati · Martha Christina Tiahahu · Nuku Muhammad Amiruddin · Nyai Ageng Serang · Opu Daeng Risadju · Paku Alam VIII · Pakubuwana VI · Pakubuwana X · Pangeran Antasari · Pangeran Diponegoro · Pattimura · Pong Tiku · Raden Mattaher · Radin Inten II · Ranggong Daeng Romo · Raja Haji Fisabilillah · Ratu Kalinyamat · Salahuddin bin Talabuddin · Sisingamangaraja XII · Sultan Agung dari Mataram · Sultan Hasanuddin · Teungku Chik di Tiro · Tuanku Imam Bonjol · Tuanku Tambusai · Teuku Umar · Tirtayasa dari Banten · Thaha Saifuddin dari Jambi · Tombolotutu · Untung Suropati · Zainal Mustafa
Diusulkan · Perempuan · Islam · Kristen · Hindu · Buddha · Kepercayaan asli · Portal Portal Indonesia
  • l
  • b
  • s
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
احمد دحلان
Ahmad Dahlan
ابراهيم بن فضليل
Ibrahim bin Fadlil
هشام بن حسني
Hisjam bin Hoesni
ماس منصور
Mas Mansoer
بخوس هاديقسومو
Bagoes Hadikoesoemo
احمد راشد
Ahmad Rasyid
محمد يونس أنيس
Muhammad Yunus Anis

Ahmad Dahlan

Ibrahim bin Fadlil

Hisjam bin Hoesni

Mas Mansoer

Bagoes Hadikoesoemo

Ahmad Rasyid

Muhammad Yunus Anis

(1912–1923)(1923–1934)(1934–1937)(1937–1942)(1942–1953)(1953–1959)(1959–1962)
احمد بدوي
Ahmad Badawi
فقيه عثمان
Fakih Usman
عبد الرزاق فخر الدين
Abdur Rozaq Fachruddin
احمد ازهر بشير
Ahmad Azhar Basyir
محمد أمين رايس
Muhammad Amien Rais
احمد شافعي المعارف
Ahmad Syafi'i Ma'arif
محمد سراج الدين شمس الدين
Muhammad Sirajuddin Syamsuddin

Ahmad Badawi

Fakih Usman

Abdur Rozaq Fachruddin

Ahmad Azhar Basyir

Muhammad Amien Rais

Ahmad Syafi'i Ma'arif

Muhammad Sirajuddin Syamsuddin

(1962–1968)(1968–1971)(1971–1990)(1990–1995)(1995–1998)(1998–2005)(2005–2015)
حيدر ناصر
Haedar Nashir

Haedar Nashir

(2015–petahana)
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ditetapkan oleh muktamar dan atas usul anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah terpilih.
  • l
  • b
  • s
Muhammadiyah
Organisasi otonom (Ortom)
  • Aisyiyah
  • Tapak Suci Putera Muhammadiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Hizbul Wathan
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
    • KOKAM (program kerja ortom PM)
Ketua Umum Muhammadiyah (1912-Sekarang)
  • KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)
  • KH Ibrahim
  • KH Hisjam
  • KH Mas Mansur
  • Ki Bagus Hadikusumo
  • Ahmad Rasyid Sutan Mansur
  • Muhammad Yunus Anis
  • Ahmad Badawi
  • Fakih Usman
  • Abdul Rozaq Fachruddin
  • Ahmad Azhar Basyir
  • Amien Rais
  • Ahmad Syafi'i Ma'arif
  • Muhammad Sirajuddin Syamsuddin
  • Haedar Nashir
Tokoh yang berasal dari Muhammadiyah
  • Soekarno
  • Buya Hamka
  • Fatmawati
  • Djoeanda Kartawidjaja
  • Sudirman
  • Abdul Mu’ti
  • Abdul Karim Amrullah
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)
Bidang Pendidikan
  • Sekolah Dasar & Menengah
  • Perguruan Tinggi Muhammadiyah
    dan 'Aisyiyah
    (PTMA)

Bidang Kesehatan

  • Rumah Sakit

Bidang Sosial

  • LazizMu
  • BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
  • Panti Jompo, Sosial, dan Asuhan

Bidang Ekonomi

  • Bank Syariah Matahari

Bidang Komunikasi

  • Adil (majalah)
  • ADiTV
  • Suara Muhammadiyah
  • TvMu
  • Unimma FM
Karya Sastra (Film, Buku, Lagu)
  • Lihat Pula Daftar perguruan tinggi Muhammadiyah Daftar rumah sakit Muhammadiyah
    Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
    Umum
    • Integrated Authority File (Jerman)
    • ISNI
      • 1
    • VIAF
      • 1
    • WorldCat (via VIAF)
    Perpustakaan nasional
    • Amerika Serikat
    • Belanda
    Lain-lain
    • Faceted Application of Subject Terminology
    • SUDOC (Prancis)
      • 1
    • Encyclopedia of Islam
    • Trove (Australia)
      • 1
    Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ahmad_Dahlan&oldid=27466369"
    Kategori:
    • Articles having different image on Wikidata and Wikipedia
    • Kelahiran 1868
    • Kematian 1923
    • Meninggal usia 54
    • Pahlawan nasional Indonesia
    • Ahli falak Indonesia
    • Ketua Umum Muhammadiyah
    • Tokoh Yogyakarta
    • Tokoh Jawa
    • Ulama Indonesia
    Kategori tersembunyi:
    • Pages using the JsonConfig extension
    • Galat CS1: parameter tidak didukung
    • Pemeliharaan CS1: Lain-lain
    • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
    • Artikel mengandung aksara Arab
    • Semua orang yang sudah meninggal
    • Tanggal kelahiran 1 Agustus
    • Tanggal kematian 23 Februari
    • Artikel dengan templat lahirmati
    • Semua artikel biografi
    • Artikel biografi Juni 2025
    • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
    • Templat webarchive tautan wayback
    • Artikel Wikipedia dengan penanda GND
    • Artikel Wikipedia dengan penanda ISNI
    • Artikel Wikipedia dengan penanda VIAF
    • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN
    • Artikel Wikipedia dengan penanda NTA
    • Artikel Wikipedia dengan penanda FAST
    • Artikel Wikipedia dengan penanda SUDOC
    • Artikel Wikipedia dengan penanda TDVİA
    • Artikel Wikipedia dengan penanda Trove
    • Artikel Wikipedia dengan penanda WorldCat-VIAF
    • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN

    Best Rank
    More Recommended Articles