More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Abdullah bin Salam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abdullah bin Salam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abdullah bin Salam

  • العربية
  • مصرى
  • Azərbaycanca
  • বাংলা
  • Deutsch
  • English
  • فارسی
  • Français
  • Hausa
  • עברית
  • हिन्दी
  • Italiano
  • Қазақша
  • Кыргызча
  • മലയാളം
  • Bahasa Melayu
  • پنجابی
  • پښتو
  • Română
  • Русский
  • Shqip
  • Türkçe
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangAbdullah bin Salam

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) صحابي رسول الله عبد الله بن سلام Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran(ar) الحصين بن سلام Edit nilai pada Wikidata
550 Edit nilai pada Wikidata
Madinah Edit nilai pada Wikidata
Kematian663 Edit nilai pada Wikidata (112/113 tahun)
Madinah Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiYudaisme, Islam dan tafsir al quran Edit nilai pada Wikidata
PekerjaanImam, mufasir, teolog, Sahabat Nabi Edit nilai pada Wikidata
KonflikPerang Riddah Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakYusuf bin Abdullah bin Salam Edit nilai pada Wikidata

Abdullah bin Salam (bahasa Arab: عبد الله بن سلام) adalah seorang sahabat Nabi Muhammad dari golongan Anshar Madinah. Nama aslinya adalah al-Hushain bin Salam bin al-Harits (الحصين بن سلام بن الحارث),[1] lalu diberi nama Abdullah oleh Nabi Muhammad.[2]

Biografi

[sunting | sunting sumber]

Abdullah bin Salam merupakan keturunan dari Nabi Yusuf.[3] Ia awalnya merupakan seorang pemimpin agama Yahudi di Madinah. Sebagai seorang pemimpin agama Yahudi, Abdullah mengetahui isi kandungan dari Taurat. Oleh karena itu, Ia mengetahui akan hadirnya nabi terakhir, setelah kedatangan Nabi Muhammad kemudian ia memeluk agama Islam. Ia juga mengajak kaumnya untuk mempercayai kerasulan Nabi Muhammad, tetapi kaumnya menolak dan menganggap Abdullah bin Salam sebagai pembohong, karena memeluk agama Islam.[1]

Abdullah bin Salam adalah seorang rabbi Yahudi di Yatsrib (Madinah) yang dihormati dan disegani di kota itu baik dikalangan orang Yahudi maupun bukan. Pada kurun waktu yang cukup lama, kesehariannya dia beribadah, mengajar dan berkhotbah di kuil (sinagog). Selanjutnya dia bertekad untuk mengabdikan diri mendalami kitab Taurat, dalam pengabdiannya itu dia terpaku dan selalu terngiang pada beberapa ayat dalam kitab Taurat yang meramalkan tentang kedatangan seorang nabi yang akan melengkapi dakwah nabi-nabi terdahulu. Abdullah menunjukan ketertarikannya dan segera bergegas ketika mendengar berita tentang kehadiran seorang nabi di Mekkah, Dia berkata:

"Ketika saya mendengar kabar kehadiran seorang nabi utusan Tuhan. Saya mulai mengumpulkan informasi dan membuat catatan tentang siapa namanya, silsilahnya, sifat-sifatnya, waktu dan tempat asalnya dan kemudian saya mencocokkannya dengan apa yang ada dalam kitab suci kami. Dari catatan yang saya buat itu makin menguatkan keyakinan saya tentang bukti otentik kenabiannya sekaligus membenarkan tujuan misinya. Akan tetapi saya menyembunyikan keyakinan saya itu dari orang-orang Yahudi".[1]

Pertanyaan untuk Muhammad

[sunting | sunting sumber]

Ketika Abdullah bin Salam mendengar kedatangan sang nabi di Madinah, ia ikut menyambut dan mendengar kalimat pertama yang ia dengar dari Muhammad

"Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, jalinlah silaturahmi, dan sholatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat."[2]

Abdullah lalu datang kepada Muhammad dan berkata, "Aku akan bertanya kepada tiga hal yang tak seorang pun tahu kecuali seorang nabi. Apakah tanda-tanda pertama dari Hari Akhir? Makanan pertama apa yang dimakan orang di surga? Mengapa seorang anak mirip ayahnya dan mengapa saudaranya mirip pamannya?".[4]

Muhammad pun menjawab, "Jibril baru saja memberitahuku tentang jawaban-jawabannya." Abdullah berkata, "Dia (Jibril), dari seluruh malaikat-malaikat adalah musuh kaum Yahudi." Muhammad berkata, "Tanda pertama Hari Akhir adalah akan ada api yang menyatukan orang-orang dari Timur dan Barat. Makanan pertama orang di surga adalah hati ikan. Tentang anak yang mirip orang tuanya, jika seorang pria berhubungan seks dengan istrinya dan mencapai orgasme lebih dahulu, anaknya akan mirip dia dan jika istrinya mencapai orgasme terlebih dahulu, maka anaknya mirip sang istri."[5]

Percakapan dengan penduduk Yatsrib

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 622 Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan Mekkah menuju Yatsrib. Ketika sampai di Yatsrib dan berhenti di Quba, Seseorang dengan tergesa-gesa memasuki kota, berseru mengabarkan kedatangan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Saat itu saya sedang mengerjakan sesuatu diatas pohon kurma. Bibi saya Khalidah binti al-Harits sedang duduk dibawah pohon. Begitu mendengar kabar itu, saya berteriak:

"Allahu Akbar! Allahu Akbar!" waktu bibi saya mendengar teriakan takbir saya itu, dia mengecam "Semoga Tuhan menyusahkan kamu. Demi Tuhan kalau seandainya yang kamu dengar itu berita kedatangan Musa pasti kamu tidak akan sesenang itu".[1]

"Bibi, Dia itu sungguh utusan Tuhan. Saudara Musa dan mengikuti agamanya, dia diutus untuk misi yang sama dengan Musa". Dia terdiam lama kemudian berkata "Apakah dia itu nabi yang pernah kamu katakan pada kami yang akan membenarkan kebenaran dakwah para nabi terdahulu? dan menggenapi firman Tuhan?", Jawab saya "Ya". Tanpa ragu-ragu atau menunda saya pergi untuk menemui nabi. Saya melihat kerumunan orang banyak di pintu rumahnya, saya lewati kerumunan itu hingga berada didekatnya. Ucapan pertama yang saya dengar darinya:

"Wahai saudara-saudara sekalian, Tebarkan salam, Beri makan mereka yang kelaparan, Dirikanlah salat malam hari saat orang terlelap, maka kalian akan masuk surga dengan selamat". Saya menghampiri dia, dari dekat mengamati dirinya dengan saksama dan diyakinkan oleh wajahnya bukanlah seorang pendusta, lalu saya mendekatinya dan menyatakan keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah. Nabi menatap saya dan bertanya: "Siapa namamu?" jawab saya: "Al-Hushain bin Salam",

"Sekarang namamu diganti jadi Abdullah bin Salam" katanya, memberikan nama baru buat saya. "Ya saya setuju, Abdullah bin Salam (memang seharusnya begitu). Demi Dia yang telah mengutus engkau dalam kebenaran, saya tidak berniat memiliki nama lain setelah hari ini".

Saya pulang kerumah dan memperkenalkan Islam kepada istri, anak-anak dan semua orang di rumah termasuk bibi Khalidah yang sudah lanjut usia tetapi saya meminta mereka menyembunyikan keislaman kami dari orang-orang Yahudi sampai saya mengizinkan dan mereka setuju.

Menyangkut hal tersebut, saya kembali menemui Muhammad dan berkata "Wahai utusan Tuhan! Orang-orang Yahudi itu cenderung suka mencela orang dan berkata dusta, saya minta kamu mengundang orang paling terpandang dan berpengaruh di antara mereka supaya menemui kamu. (Selama pertemuan itu nanti) Mohon kamu sembunyikan saya disalah satu ruangan rumahmu, lalu tanyakan pada mereka tentang bagaimana status saya selama ini di antara mereka (orang Yahudi) sebelum mereka tahu bahwa saya sudah masuk Islam...lalu coba ajak mereka masuk Islam. Kalau mereka tahu saya sudah masuk Islam niscaya mereka akan mencari-cari kesalahan saya, menuduh bahwa saya sepenuhnya salah dan menjatuhkan nama baik saya.[1]

Muhammad menyembunyikan dia di salah satu ruangan rumahnya lalu mengundang orang Yahudi terpandang dan berpengaruh ke rumahnya. Dia memperkenalkan Islam pada mereka dan mendesak mereka supaya memiliki keyakinan dalam nama Tuhan... Mereka mulai berdebat dan berargumen tentang hal 'kebenaran'..... Ketika dia menyadari bahwa mereka tidak memiliki kecenderungan pada Islam. Dia memberi pertanyaan pada mereka:[4]

"Bagaimanakah status Al-Hushain bin Salam di antara kalian (orang-orang Yahudi)?"

"Dia adalah sayyid (pemimpin) kami dan putra dari sayyid kami, Dia adalah rabbi dan alim ulama kami, putranya rabbi kami yang alim"

"Kalau seandainya kalian mengetahui dia telah masuk Islam, Apakah kalian semua mau masuk Islam juga?" tanya Muhammad

"Semoga tidak terjadi! Dia tidak mungkin masuk Islam, Semoga Tuhan melindunginya dari masuk Islam" jawab mereka terkejut. Saat itu juga saya keluar menghampiri mereka dengan sedekat-dekatnya dan mengatakan:

"Wahai orang-orang Yahudi! Sadarilah akan adanya Tuhan dan terimalah segala risalah yang menyertai Muhammad. Demi Tuhan, kalian semua pasti mengetahui bahwa dia itu utusan Tuhan dan kalian bisa menemukan tanda kenabian pada dirinya, tersebutlah namanya dan sifat-sifatnya dalam kitab Taurat kalian. Demi diri saya sendiri, saya bersaksi bahwa dia utusan Tuhan. Saya memiliki keyakinan tentang dia dan percaya..dia orang yang benar. Saya mengenal dia...

"Kamu pendusta!" teriak mereka, "Demi Tuhan, kamu memang mahluk tercela dan tak berarti apa-apa, seburuk-buruk manusia dan tak berguna"...Dan mereka terus mencela dengan kata-kata yang merendahkan.[1]

Al-Qur'an mengabadikan dirinya dalam suatu ayat:[2]

"Katakanlah,"Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman; kamu menyombongkan diri. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Quran surat al-Ahqaf ayat :10.

Surat al-Quran yang juga turun berkenaan dengan Ibnu Salam yaitu Surat Ali Imron ayat 113-114 tentang Ahli Kitab yang lurus serta Surat ar-Ra'du ayat 43 tentang orang yang memiliki ilmu alkitab.[2]

Masa Khalifah Umar bin Khattab

[sunting | sunting sumber]

Ibnu Salam termasuk di antara sahabat yang bersama Umar dalam memasuki Yerusalem dan mendengarkan khutbahnya di Jabiyah.[3] Ia kemudian ikut terlibat dalam Pertempuran Nahawand yang sengit di wilayah Persia (Iran) dan dikomandoi oleh Nu'man bin Muqarrin. Pertempuran tersebut dimenangkan pasukan muslimin.[2]

Masa Khalifah Utsman bin Affan

[sunting | sunting sumber]

Semasa akhir Khalifah Utsman, Abdullah berupaya melindungi Utsman dan memberi nasihat kepada para pemberontak yang mengepung rumah Utsman namun tidak digubris oleh pemberontak.[1]

Masa Fitnah

[sunting | sunting sumber]

Menjelang Pertempuran Unta antara Ali dan Aisyah (istri Nabi Muhammad), Abdullah bin Salam menasihati Ali untuk tidak meninggalkan Madinah, namun Ali tidak menggubrisnya untuk tetap mengejar rombongan pasukan Aisyah menuju Basrah (Irak).[6]

Muadz bin Jabal di akhir hayatnya memberi nasihat agar mengikuti ilmu dari empat yaitu Abu Darda, Abdullah bin Mas'ud, Salman al-Faris dan Abdullah bin Salam.[1][2]

Kematian

[sunting | sunting sumber]

Abdullah bin Salam wafat pada tahun 43 H[1] (663 M) di Madinah. Muhammad berkata pada Ibnu Salam, "Engkau akan mati dalam keadaan berpegang teguh pada tali yang kokoh."[2]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i Muhammad Raji Hassan, Kinas (2012). Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi. Jakarta: Penerbit Zaman. ISBN 978-979-024-295-1
  2. ^ a b c d e f g Dzahabi, Imam (2017). Terjemah Siyar A'lam an-Nubala Vol 6. Jakarta: Pustaka Azzam. ISBN 978-602-236-270-8
  3. ^ a b Khairuddin Az-Zirikli. Al-A'lam Az-Zirikli – Abdullah bin Salam (dalam bahasa Arab). Vol. 4. hlm. 90. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2025-01-27. Diakses tanggal 2025-06-06.
  4. ^ a b Syaikh, Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (2012). Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-602-98968-3-1
  5. ^ Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vol.IV no.546.
  6. ^ Tabari, Imam (1993). Tarikh of al-Tabari Vol 16. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-0851-5

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • QUR'AN TAJWID DAN TERJEMAHNYA, Departemen Agama RI, Maghfirah Pustaka(2006)
  • Summarized Sahih Al Bukhary, Islamic University Al Madinah Al Munawarah
  • l
  • b
  • s
Daftar Sahabat Nabi Islam Muhammad
Abbad bin Bisyr · Abbas bin Abdul-Muththalib · Abdullah bin Abbas · Abdullah bin Abdul-Asad · Abdullah bin Abdullah bin Ubay · Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi · Abdullah bin Ja'far · Abdullah bin Mas'ud · Abdullah bin Rawahah · Abdullah bin Salam · Abdullah bin Umar · Abdullah bin Ummi-Maktum · Abdullah bin Zubair · Abdurrahman bin Abi Bakar · Abdurrahman bin Auf · Abu Ayyub al-Anshari · Abu Bakar · Abu Dujanah · Abu Dzar Al-Ghifari · Abu Hudzaifah bin Utbah · Abu Hurairah · Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir · Abu Martsad al-Ghanawi · Abu Musa al-Asy'ari · Abu Qatadah · Abu Sufyan bin Harb · Abu Sufyan bin al-Harits · Abu Thalhah al-Anshari · Abu Ubaidah bin al-Jarrah · Abu al-Ash bin ar-Rabi' · Abu Darda · Abu Bashir · Abu Sa'id al-Khudri · Attab bin Usaid · Al-Ala' bin al-Hadhrami · Al-Barra' bin Malik · Al-Harits bin Hisyam · Al-Nahdiah · Ali bin Abi Thalib · Amir bin Abi Waqqash · Amir bin Fuhairah · Amr bin al-Jamuh · Amr bin Tsabit · Ammar bin Yasir · Amr bin al-Ash · An-Nu'man bin Muqarrin · An-Nu'man bin Malik · Anas bin Malik · Aqil bin Abi Thalib · Arfajah al-Bariqi · Aus bin ash-Shamit · Basyir bin Sa'ad · Bilal bin Rabah · Bilal bin al-Harits · Al-Fadhl bin al-Abbas · Fatimah binti Asad · Fatimah binti Hizam · Fairuz ad-Dailami · Ghaurats bin Harits · Habbab bin Mundzir · Habibah binti Ubaidillah · Hakim bin Hazm · Halimah As-Sa'diyah · Hamzah bin Abdul-Muththalib · Hanzhalah bin Abi Amir · Haritsah binti al-Muammil · Hasan bin Ali · Hatib bin Abi Baitah · Hisyam bin al-Ash · Hudzaifah bin al-Yaman · Hujr bin Adi · Husain bin Ali · Ikrimah bin Abu Jahal · Ja'far bin Abi Thalib · Jarir bin Abdullah al-Bajali · Julaybib · Khabbab bin al-Arat · Khadijah binti Khuwailid · Khalid bin Sa`id · Khalid bin Walid · Khawlah binti Tsa'labah · Khubaib bin Adi · Khunais bin Hudzafah · Khuzaimah bin Tsabit · Khawlah binti Hakim · Layla binti al-Minhal · Lubabah binti al-Harith · Lubaynah · Malik bin Nuwairah · Marwan bin al-Hakam · Miqdad bin Amr · Mua'dz bin Jabal · Muawiyah bin Abu Sufyan · Muhammad bin Maslamah · Mughirah bin Syu'bah · Mush'ab bin Umair · Qatadah bin an-Nu'man · Qudamah bin Mazh'un · Rabi'ah bin Aktsam · Rabi'ah bin al-Harits · Rukanah al-Mutthalibi · Sa'ad bin ar-Rabi' · Sa'ad bin Abi Waqqash · Sa'ad bin Mu'adz · Sa'ad bin Ubadah · Shafiyyah binti Abdul Muthalib · Sa'id bin al-Ash · Sa'id bin Amir al-Jumahi · Sa'id bin Zaid · Salim maula Abi Hudzaifah · Salman al-Farisi · Shuhaib ar-Rumi · Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi · Sufyan bin 'Auf · Sumayyah binti Khayyat · Syaibah bin 'Utsman · Tamim ad-Dari · Thalhah bin Ubaidillah · Thariq bin Syihab · Thulaib bin Umair · Tsuwaibah · Tsumamah bin Utsal · Ubadah bin ash-Shamit · Ubadah bin Al-Khasykhasy · Ubaidah bin al-Harits · Ubay bin Ka'ab · Umamah binti Abi al-Ash · Umar bin Khattab · Ummi Hani · Ummi Kultsum binti Ali · Ummu Ruman · Ummi Syarik · Ummi Ubays · Uqbah bin Amir · Urwah bin Mas'ud · Usamah bin Zaid · Usaid bin Hudhair · Utbah bin Ghazwan · Utsman bin Affan · Utsman bin Mazh'un · Utsman bin Hunaif · Wahb bin Umair · Wahb bin Sa'ad · Wahsyi bin Harb · Yazid bin Abu Sufyan · Zaid bin Arqam · Zaid bin Haritsah · Zaid bin Tsabit · Zainab binti Ali · Zubair bin Awwam · Zunirah al-Rumiyah
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdullah_bin_Salam&oldid=27378765"
Kategori:
  • Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an
  • Sahabat Nabi
  • Kematian 663
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: periode diabaikan
  • CS1 sumber berbahasa Arab (ar)
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN
  • Artikel mengandung aksara Arab
  • Pages using navbox columns without the first column
  • Tokoh yang tahun kelahirannya tidak diketahui (orang hidup)
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Juni 2025

Best Rank
More Recommended Articles