Abdurrahman bin Abi Bakar
![]() ![]() | |
Nama dalam bahasa asli | (ar) عبدالرحمن بن أبي بكر ![]() |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | 596 ![]() Makkah ![]() |
Kematian | 675 (Kalender Masehi Gregorius) ![]() Makkah ![]() |
Data pribadi | |
Agama | Islam ![]() |
Kegiatan | |
Pekerjaan | ilmuwan ![]() |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Qurayba bint Abi Umayya (en) ![]() Q89829581 ![]() ![]() |
Anak | Abu Atiq Muhammad ( ![]() Q108910294 ![]() ( ![]() ![]() |
Orang tua | Abu Bakar ash-Shiddiq ![]() ![]() ![]() |
Saudara | Muhammad bin Abu Bakar, Abdullah bin Abi Bakar, Tufayl ibn al-Harith (en) ![]() ![]() |
Abdurrahman bin Abi Bakar (Arab: عبد الرحمن بن أبي بكر) adalah Sahabat Nabi Muhammad yang juga merupakan anak dari Khalifah pertama Abu Bakar dan memilki adik kandung bernama Aisyah. Tidak seperti keluarga lainnya yang telah lebih dahulu memeluk Islam, ia memeluk Islam setelah terjadinya Fathu Makkah. Sebelum Islam namanya Abdul Ka'bah.[1]
Saat Pertempuran Badar, Abdurrahman masih di barisan Quraisy Mekah dan dia selamat, begitupula saat Pertempuran Uhud, ia menantang muslimin dan hampir dijawab ayahnya Abu Bakar namun dilarang Nabi.[1]
Semasa Pertempuran Yamamah di masa Khalifah Abu Bakar melawan Musailamah, Abdurrahman berhasil membunuh Muhakkam bin Thufail, tangan tangan Musailamah.[1]
Ketika Umar ditikam hingga terbunuh, Abdurrahman melihat pelakunya, Abu Lu'lu'ah, bersiap sehari sebelumnya, "Tadi malam aku berpapasan dengan Abu Lu'lu'ah, saat ia sedang bertemu secara rahasia dengan Jufaynah dan Hurmuzan. Ketika aku mendatangi mereka, mereka melompat dan sebuah belati dengan dua bilah dan gagangnya jatuh di tengah-tengah mereka."[2]
Abdul Rahman menolak kebijakan Muawiyah I yang mengangkat puteranya, yaitu Yazid I sebagai pengganti khalifah. Ketika Marwan bin al-Hakam (walikota Madinah) mengumumkan berita ini ke khalayak ramai di Madinah, dia berupaya untuk memberinya pengesahan dengan mengatakan bahwa inilah cara atau kebiasaan atau sunnahnya Abu Bakar dan Umar. Abdul Rahman berkeberatan terhadap penalaran ini, dengan mengatakan bahwa inilah adat Romawi Timur dan Bangsa Persia, bukan adatnya Abu Bakar, bukan pula Umar, dan bahwa Abu Bakr atau Umar tidak mengangkat anak-cucu mereka sebagai pengganti mereka. “Demi Allah, kalian memilih bukan orang terbaik untuk memimpin umat Muhammad. Kini, kalian ingin menjadikan mereka seperti kaisar Roma, ketika seorang kaisar mati, ia digantikan kaisar lainnya.”[1]
Marwan berupaya memfitnah Abdul Rahman dengan mengutip Al-Qur'an, yakni surat ke-46 (Al-Ahqaf) ayat ke-17 dan secara keliru menge-klaim bahwa tindakan ini membongkar upaya perlawanan terhadap Abdul Rahman sendiri. Marwan berupaya menangkap Abdul Rahman, tetapi kemudian berlindung di rumah saudarinya, Aisyah.[3]
Abdurrahman wafat dalam perjalan dari Madinah ke Mekah saat menghindari kedatangan Muawiyah pada tahun 675 M.[1]
Referensi
- ^ a b c d e Muhammad Raji Hassan, Kinas (2012). Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi. Jakarta: Penerbit Zaman. ISBN 978-979-024-295-1
- ^ Tabari, Imam (1993). History of al-Tabari Vol.14. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-0851-5
- ^ http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?l=arb&taf=KATHEER&nType=1&nSora=46&nAya=17 Diarsipkan 2007-11-30 di Wayback Machine. Tafsir Al-Qur'an surah Al-Ahqaf ayat 17, di dalam bahasa Arab juga
Lihat pula