More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Abu Darda' - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abu Darda' - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abu Darda'

  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Башҡортса
  • বাংলা
  • Català
  • Нохчийн
  • کوردی
  • Deutsch
  • English
  • فارسی
  • Français
  • Hausa
  • Italiano
  • Қазақша
  • Кыргызча
  • മലയാളം
  • Bahasa Melayu
  • Русский
  • Shqip
  • Тоҷикӣ
  • Türkçe
  • ئۇيغۇرچە / Uyghurche
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Wikikutip
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Abu al-Dardaa)
Infobox orangAbu Darda'

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) أبو الدرداء Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran586 Edit nilai pada Wikidata
Madinah Edit nilai pada Wikidata
Kematian653 Edit nilai pada Wikidata (66/67 tahun)
Damaskus Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpedagang, Faqih, Qadi, pengkhotbah, muhaddith (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Murid dariMuhammad Edit nilai pada Wikidata
MuridIbnu Amir asy-Syami Edit nilai pada Wikidata
KonflikPertempuran Uhud dan Pertempuran Khandaq Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
Pasangan nikahUmm al-Darda (en) Terjemahkan
Umm Darda as Sughra (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
AnakBilal ibn Abi Darda (en) Terjemahkan
 ( ) Edit nilai pada Wikidata


Abu Dardā al-Anṣhāri (Bahasa Arab:أبو الدرداء الأنصاري) adalah Sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Nama asli beliau adalah Uwaimir bin Amir, dari suku Khazraj. Ibunya bernama Mahabbah binti Qaqid bin Amru.[1] Ketika Nabi ﷺ dan kaum muslimin hijrah ke Madinah, beliau dipersaudarakan dengan Salman Al Farisi setelah pertempuran Khandak. Ia adalah saudagar kaya raya di Madinah.

Abu Darda termasuk sahabat yang akhir masuk Islamnya, yakni setelah Perang Badar, tetapi bagus ke Islamannya. Ia diajak masuk Islam oleh saudaranya Abdullah bin Rawahah.[1] Nabi bersabda tentangnya, "Uwaimir adalah hakîmul ummah (seorang yang sangat bijaksana).”[2]

Ketika mengenal Islam, Abu Darda memilih untuk meninggalkan itu semua dan hidup sederhana. Ia berharap agar perniagaan dan ibadah berjalan berirringan. Namun, ia tidak mampu melaksanakan hal tersebut. Ia berkata, "Aku menyatakan masuk Islam dihadapan Nabi ﷺ saat aku menjadi saudagar. Aku ingin agar ibadah dan perniagaanku dapat berjalan beriiringan, tetapi hal itu tidak berhasil. Aku pun mengabaikan perniagaan dan fokus beribadah."[3]

Ia melanjutkan, "Aku tidak merasa gembira sedikitpun jika sekarang aku berjual beli dan beruntung setiap harinya tiga ratus dinar, sekalipun tokoku itu terletak di depan pintu masjid. Perlu dipahami bahwa aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa Allah mengharamkan jual beli. Hanya saja, secara pribadi aku lebih senang bila aku termasuk kedalam golongan orang yang perniagaan dan jual beli itu tidak melalaikan dari Dzikir kepada Allah".[3]

Karena setiap orang punya kecenderungan masing-masing dalam mendekatkan diri kepada Allah. Ada orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan hartanya, ada juga yang dengan ilmunya, atau ibadahnya. [3]

Keislaman

[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya ia adalah keturunan Yahudi di Madinah. Kemudian setelah Ia mendengarkan dakwah Nabi Muhammad ﷺ, Dia memeluk Islam bersama Abdullah bin Salam yang lebih dulu. Ia pernah ditawarkan oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk menjadi hakim di Suriah, tetapi ditolaknya. Kemudian Khalifah memintanya untuk mengajarkan Islam di Suriah.

Meski ia termasuk sahabat yang akhir keislamannya, namun ia adalah ulama sahabat dan penghafal Al-Qur'an. Anas bin Malik berkata, "Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, Alquran itu tidak dihafal kecuali oleh empat orang; Abu Darda, Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid.”[4]

Perjalanan Kehidupan Abu Darda'

[sunting | sunting sumber]
Kaligrafi Abu Darda

Abu Darda' adalah sahabat yang memilih untuk hidup Zuhud, menjauhi dunia. Pernah suatu ketika beliau berdo'a, "Ya Allah, Aku berlindung kepadaMu dari hati yang bercabang-cabang." diatanyakan kepadanya, "Apakah maksud hati yang bercabang-cabang itu wahai Abu Darda'? ia menjawab, "Memiliki Harta disetiap lembah". [3]

Ia juga menyeru kepada para sahabatnya untuk meninggalkan kemewahan Dunia. Pernah beliau mengirim surat kepada sahabatanya:[3]

"Amma ba'd, tidak satu pun harta kekayaan dunia yang engkau miliki,  melainkan sudah ada orang lain yang memilikinya sebelum dirimu, dan  akan terus ada orang lain memilikinya setelah dirimu. Dunia yang engkau  miliki sejatinya hanya sekedar yang telah kamu manfaatkan untuk  dirimu. Karena itu, utamakanlah harta itu untuk anakmu di mana engkau  mengumpulkan harta untuknya agar menjadi warisan baginya."  [3] "Sejatinya, engkau mengumpulkan harta itu untuk salah satu dari  dua kemungkinan: (pertama) untuk anak yang saleh yang beramal  dengan harta itu untuk menaati Allah, maka ia berbahagia dengan  segala kepayahanmu mengumpulkan harta itu. Dan (kedua) untuk anak  durhaka yang mempergunakan harta itu untuk maksiat, maka engkau  lebih celaka lagi dengan harta yang telah kamu kumpulkan untuknya itu. percayakanlah nasib mereka kepada rezeki yang ada pada Allah dan selamatkan dirimu sendiri". [3]

Bahkan beliau menolak lamaran Yazid bin Muawiyah, Putra dari Muawiyah sekaligus khalifah kaum muslimin saat itu untuk putrinya. Namun ketika yang datang pemuda yang miskin, tetapi sholeh, beliau malah menerimanya. Orang-orang pun bingung dengan sikap Abu Darda'. Abu Darda' pun menjelaskan alasannya, "Bagaimana opini kalian nanti tentang si Abu Darda' bila putrinya telah dikelilingi para pelayan dan terpedaya oleh kemewahan istana? Dimana Letak agamanya waktu itu?". [3]

Abu Darda' pernah memberikan nasihat yang luar biasa, “Seandainya seseorang lari dari rezekinya sebagaimana dia lari dari kematian, pasti rezeki tersebut tetap mendapatkannya sebagaimana kematian tetap mendapatkannya.”[4]

Kisah Abu Darda dan Salman Alfarisi

Salman al Farisi dipersaudarakan oleh Rosulallah ﷺ dengan Abu Darda'. Suatu Ketika, Salman mengunjungi Abu Darda. Ia lihat Ummu Darda tampil kusut. Ia berkata, ‘Bagaimana kondisimu’? Ummu Darda menjawab, ‘Saudaramu Abu Darda itu tak butuh lagi dengan dunia’. Lalu Abu Darda datang. Ia membuatkan makanan untuk Salman. Lalu Salman mengatakan, ‘Makanlah’! Abu Darda menjawab, ‘Aku sedang berpuasa’. Salman berkata, ‘Aku tak akan makan sampai kau juga ikut makan’.[4]

Abu Darda pun makan. Saat malam tiba, Abu Darda langsung bersiap untuk shalat malam. Kata Salman, ‘Tidurlah dulu’. Ia pun tidur. Beberapa saat kemudian ia bangun untuk shalat. Salman Kembali mengatakan, ‘Tidurlah’. Saat akhir malam, Salman berkata, ‘Sekarang shalatlah’. Lalu keduanya pun shalat. Setelah itu Salman berkata, ‘Sesungguhnya Rabmu memiliki hak atas dirimu. Dirimu juga memiliki hak atas dirimu sendiri. Demikian juga keluargamu memiliki hak atas dirimu. Berilah kepada setiap yang memiliki hak itu, haknya masing-masing’.[4]

Kemudian Abu Darda menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menyebutkan apa yang diucapkan Salman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengomentari, ‘Salman benar’.” (HR Bukhari)[4]

Abu Darda' dan Umar bin Khattab

Dimasa Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra, Abu Darda' ditunjuk untuk menjadi Gubernur di Damaskus, namun ia menolaknya. Beliau lebih memilih bergabung bersama masyarakat untuk mengajarkan mereka kitabullah. Abu Darda' berkata, "Jika kamu merasa senang jika aku mendatangi mereka untuk mengajarkan Kitab Tuhan mereka dan Sunah Nabi mereka ﷺ serta berdoa bersama mereka, maka aku akan pergi." Umar pun mengizinkannya pergi. [5]

Masjid Abu Darda di Pekanbaru.

Suatu ketika, Umar ra datang ke Damaskus untuk mengunjungi saudaranya Abu Darda'. Umar mendorong pintu rumahnya, ternyata tak terkunci. Ia masuk ke dalam rumahnya yang gelap. Ia meraba-raba hingga tahu posisi Abu Darda. Ia sentuh bantalnya. Ternyata bantalnya adalah pelana kuda. Ia pegang selimutnya. Ternyata kain yang tipis. Umar kemudian berkomentar, “Bukankah kondisi kita sekarang lapang? Maukah kuberi bantuan”? Maksud Umar, umat Islam sekarang berkecukupan tidak seperti di awal keislaman.[4]

Abu Darda menanggapi, “Ingatkah engkau sebuah hadits yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”? Umar bertanya, “Hadits yang mana”? Abu Darda menjawab,[4]

ليكن بلاغ أحدكم من الدنيا كزاد الراكب

“Hendaknya perbekalan kalian di dunia ini seperti bekalnya para musafir.”[4]

Kata Umar, “Iya (aku mengingatnya)” Kata Abu Darda, “Lalu apa yang kita perbuat sepeninggal beliau, Umar?". Keduanya pun menangis hingga waktu pagi tiba. [4]

Saat Utsman bin Affan terbunuh, Abu Darda sedang bertugas sebagai hakim (qadhi) di Palestina dipimpin Walikota Alqamah bin Hakim dan Gubernur Syams yaitu Muawiyah.[6]

Makam Abu Darda di Alexandria

Semasa Khalifah Muawiyah, Abu Darda ikut terlibat dalam Penaklukkan Siprus bersama sahabat lain seperi Abu Dzar, Ubadah bin Shamid, Miqdad dan lainnya. pada 649 M. Jubair berkata,"Ketika kami menawan (orang Siprus) aku melihat Abu al-Darda' menangis, dan aku berkata, 'Mengapa kamu menangis pada hari ketika Allah telah meninggikan Islam dan para pengikutnya dserta merendahkan kekufuran dan para pengikutnya?' Dia menepuk bahuku dengan tangannya dan berkata, 'Betapa hinanya manusia di hadapan Allah ketika mereka mengabaikan perintah-perintah-Nya. Di sini ada sebuah bangsa yang kuat (Romawi), yang mendominasi (rakyat) kita dan memiliki kekuasaan kerajaan. Kemudian mereka mengabaikan perintah-perintah Allah, dengan demikian mereka jatuh ke dalam kondisi yang kamu lihat dan Allah menundukkan mereka dalam tawanan. Jika suatu kaum menjadi tawanan, maka Allah tidak membutuhkan mereka."[6]

Kematian

[sunting | sunting sumber]

Abu Darda radhiallahu ‘anhu wafat pada tahun 32 H / 653 M.[4] Abu Darda' dikuburkan di Kota Aleksandria, Mesir.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Muhammad Raji Hassan, Kinas (2012). Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi. Jakarta: Penerbit Zaman. ISBN 978-979-024-295-1
  2. ^ majalah As-Sunnah. "Abu Darda Radhiyallahu Anhu Sahabat yang Zuhud dan Taat Beribadah". almanhaj.or.id. Diakses tanggal 25 april 2025.
  3. ^ a b c d e f g h Muhammad Khalid, Khalid (Januari 2018). Biografi 60 sahabat Nabi. Jakarta: Ummul Qura. hlm. 338–350. ISBN 9786029896886. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  4. ^ a b c d e f g h i j Hadi, Nurfitri (25 Agustus 2020). "Abu Darda, Orang Bijaknya Umat Ini". kisahmuslim.com. Diakses tanggal 25 April 2025.
  5. ^ Institute, Imam Ghazali. "Abu Darda: Sebuah Biografi". www.imamghazali.org. Diakses tanggal 25 April 2025.
  6. ^ a b Tabari, Imam (1993). History of al-Tabari Vol. 15. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-0851-5
  7. ^ Usmani, Ahmad Rofi' (Juni 2011). Hidayat, Yadi Saeful (ed.). Dari Istana Topkapi hingga Eksotisme Masjid Al-Azhar: Menjelajah Pesona Istanbul, Kairo, Alexandria, dan Kota-Kota Lain di Turki dan Mesir. Bandung: Mizania. hlm. 107. ISBN 978-602-8236-98-0. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  • l
  • b
  • s
Daftar Sahabat Nabi Islam Muhammad
Abbad bin Bisyr · Abbas bin Abdul-Muththalib · Abdullah bin Abbas · Abdullah bin Abdul-Asad · Abdullah bin Abdullah bin Ubay · Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi · Abdullah bin Ja'far · Abdullah bin Mas'ud · Abdullah bin Rawahah · Abdullah bin Salam · Abdullah bin Umar · Abdullah bin Ummi-Maktum · Abdullah bin Zubair · Abdurrahman bin Abi Bakar · Abdurrahman bin Auf · Abu Ayyub al-Anshari · Abu Bakar · Abu Dujanah · Abu Dzar Al-Ghifari · Abu Hudzaifah bin al-Mughirah · Abu Hurairah · Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir · Abu Martsad al-Ghanawi · Abu Musa Al-Asy'ari · Abu Qatadah · Abu Sufyan · Abu Sufyan bin Harits · Abu Thalhah al-Anshari · Abu Ubaidah bin al-Jarrah · Abu al-Aas bin al-Rabi' · Abu Darda · Abu Hudzaifah bin Utbah · Abu Sa'id al-Khudri · Attab bin Usaid · Al-Ala'a bin al-Hadhrami · Al-Barra' bin Malik · Al-Harits bin Hisyam · Al-Nahdiah · Ali bin Abi Thalib · Amir bin Abi Waqqas · Amir bin Fuhairah · Amru bin al-Jamuh · Amru bin Tsabit · Ammar bin Yasir · Amru bin Ash · An-Nu'man bin Muqarrin · An-Nu'man bin Malik · Anas bin Malik · Aqil bin Abu Thalib · Arfajah al-Bariqi · Aus bin ash-Shamit · Basyir bin Sa'ad · Bilal bin Rabah · Bilal bin al-Harits · Al-Fadhl bin al-Abbas · Fatimah binti Asad · Fatimah binti Hizam · Fairuz ad-Dailami · Ghaurats bin Harits · Habbab bin Mundzir · Habibah binti Ubaidillah · Hakim bin Hazm · Halimah As-Sa'diyah · Hamzah bin Abdul-Muththalib · Hanzhalah bin Abi Amir · Haritsah binti al-Muammil · Hasan bin Ali · Hatib bin Abi Baitah · Hisyam bin al-Ash · Hudzaifah bin al-Yaman · Hujr bin Adi · Husain bin Ali · Ikrimah bin Abu Jahal · Ja'far bin Abi Thalib · Jarir bin Abdullah al-Bajali · Julaybib · Khabbab bin al-Arat · Khadijah binti Khuwailid · Khalid bin Sa`id · Khalid bin Walid · Khawlah binti Tsa'labah · Khubaib bin Adi · Khunais bin Hudzafah · Khuzaimah bin Tsabit · Khawlah binti Hakim · Layla binti al-Minhal · Lubabah binti al-Harith · Lubaynah · Malik bin Nuwairah · Marwan bin al-Hakam · Miqdad bin Amr · Mua'dz bin Jabal · Muawiyah bin Abu Sufyan · Muhammad bin Maslamah · Mughirah bin Syu'bah · Mush'ab bin Umair · Qatadah bin an-Nu'man · Qudamah bin Mazh'un · Rabi'ah bin Umayyah · Rabi'ah bin Harits · Rukanah al-Mutthalibi · Sa'ad bin ar-Rabi' · Sa'ad bin Abi Waqqas · Sa'ad bin Mu'adz · Sa'ad bin Ubadah · Saffiyah binti Abdul-Muththalib · Sa’id bin Al-Ash · Sa'id bin Amir al-Jumahi · Sa'id bin Zaid · Salim Maula Abi Hudzaifah · Salman al-Farisi · Shuhaib ar-Rumi · Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi · Sufyan bin 'Auf · Sumayyah binti Khayyat · Syaibah bin 'Utsman · Tamim ad-Dari · Thalhah bin Ubaidillah · Thariq bin Syihab · Thulaib bin Umair · Tsuwaibah · Tsumamah bin Utsal · Ubadah bin ash-Shamit · Ubadah bin Al-Khasykhasy · Ubaidah bin al-Harits · Ubay bin Ka'ab · Umamah binti Zainab · Umar bin Khattab · Ummi Hani · Ummi Kultsum binti Ali · Ummi Kultsum binti Jarwila Khuzima · Ummi Syarik · Ummi Ubays · Uqbah bin Amir · Urwah bin Mas'ud · Usamah bin Zaid · Usaid bin Hudhair · Utbah bin Ghazwan · Utsman bin Affan · Utsman bin Mazh'un · Utsman bin Hunaif · Wahab bin Umair · Wahab bin Sa'ad · Wahsyi bin Harb · Yazid bin Abu Sufyan · Zaid bin Arqam · Zaid bin Haritsah · Zaid bin Tsabit · Zainab binti Ali · Zubair bin Awwam · Zunirah al-Rumiyah


Ikon rintisan

Artikel bertopik Sahabat dari Nabi Islam Muhammad ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abu_Darda%27&oldid=27313502"
Kategori:
  • Sahabat Nabi
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: tanggal
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN
  • Halaman dengan label Wikidata belum diterjemahkan
  • Pages using navbox columns without the first column
  • Tokoh yang tahun kelahirannya tidak diketahui (orang hidup)
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Mei 2025
  • Semua artikel rintisan
  • Rintisan biografi sahabat Nabi
  • Rintisan biografi tokoh Islam
  • Semua artikel rintisan Mei 2025
  • Rintisan biografi Mei 2025

Best Rank
More Recommended Articles